Sabtu, 24 Mei 2014
Umur Pahat dan Kemampuan Mesin
Umur
Pahat dan Kemampuan Mesin
A.
Umur Pahat
Umur pahat
merupakan salahsatu faktor yang penting dalam proses produksi, karena waktu
yang diperlukan untuk penggantian pahat dan penyetelan kembali menyebabkan
berkurangnya kemampuan pahat. Umur pahat adalah ukuran lamanya suatu pahat yang
mampu memotong dengan baik. Umur pahat dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu
sebagai berikut :
1. Pada sisi pahat , yaitu suatu tepi yang kecil menonjol dari
ujungnyabterampelas hilang. Kerusakan pahat terjadi jika tepi ini telah aus
1,58mm dan pada pahat HSS dan 0,76mm pada pahat karbida.
2. Pada muka pahat dalam bentuk kawah kecil di belakang ujungnya. Depresi
disebabkan oleh adanya aksi pengampelasan dari serpihan sewaktu melewati
permukaan pahat.
Umur pahat
didefinisikan sebagai umur pahat dalam menit terhadap kecepatan memotong dalam
meter tiap menit atau dalam cm3 dari logam yang dipotong , karena
umur pahat akan berkurang seiring dengan meningkatnya kecepatan memotong pahat.
Beberapa hal yang
diperhatikan tentang umur pahat, antara laian :
a. Penggerindaan tepi sudut pahat yang tidak tepat
b. Kekerasan pahat hilang
c. Pematahan atau penyerpihan tepi pahat
d. Aus alamiah dan pengampelasan
e. Pahat retak karena beban yang berat
B. Kemampuan Mesin
Kemampuan mesin
merupakan kemudahan suatu benda kerja untuk dipotong oleh cutting tool dalam
proses pemesinan. Kemampuan mesin meliputi hal yang biasanya merupakan daya
cutting tool yang diperlukan untuk memotong suatu benda kerja , umur cutting
tool, biaya pekerjaan pemotongan, dan permukaan benda yang dihasilkan dari
proses pemotongan tersebut. Kemampuan mesin sangat dipengaruhi oleh bentuk dan
bahan cutting tool yang digunakan untuk memotong benda kerja, sehingga cutting
tool yang digunakan harus sesuai dengan benda kerja yang akan dipotong agar
hasil pekerjaan yang diperoleh bisa maksimal sesuai dengan yang direncanakan ,
baik benda kerja dihasilkan maupun umur cutting tool itu sendiri.
Pendinginan
Pendinginan
Pada proses pengerjaan logam , khususnya
pekerjaan pemotongan akan terjadi panas yang tinggi sebagai akibat adanya
gesekan antara cutting tool dan benda kerja yang dipotong. Jika temperatur
kerja dan tekanan cutting tool pada benda kerja tidak diatur maka permukaan
keduanya cenderung akan menyatu. Untuk mengatur temperatur kerja dan tekanan
cutting tool pada benda kerja maka pelru digunakan media pendingin.
Dalam proses pemotongan logam, media pendingin
berfungsi sebagai berikut :
1. Mengurangi gesekan
yang terjadi antara cutting tool, benda kerja dan geram yang timbul sehingga
menghasilkan umur cutting tool yang tinggi dan surface finish yang baik.
2. Mengurangi temperatur
pada ujung cutting tool dan benda kerja.
3. Membersihkan geram
yang timbul akibat proses pemotongan.
4. Memperbaiki
penyelesaian permukaan benda kerja yang dihasilkan.
5. Memperpanjang umur
cutting tool.
6. Mengurangi terjadinya
korosi pada mesin perkakas dan benda kerja.
7. Mencegah terjadinya
menyatunya geram dan cutting tool.
Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi
oleh media pendingin , antara lain :
1. Mampu melumasi cutting
tool dan benda kerja secara efektif.
2. Tidak menimbulkan
kendala secara fisiologis terhadap operator.
3. Tidak merusakkan mesin
dan benda kerja.
4. Memiliki temperatur didih
yang tinggi.
5. Tidak berbuih,
6. Dan tidak menguap.
Umumnya media pendinginan yang digunakan pada
proses pemesinan berbentuk cair , karena dapat diarahkan pada cutting tool dan
pada posisi yang sesuai dengan yang diharapkan dan mudah disirkulaskan kembali.
Tetapi ada beberapa bahan media pendingin
yang juga dapat digunakan pada proses pemesinan , antara lain :
1. Bahan Padat
Bahan padat merupakan unsur tertentu dalam benda
kerja yang memperbaiki kemampuan memotong cutting tool terhadap benda kerja ,
misalnya grafit dalam besi cor kelabu.
2. Bahan Cair
Bahan cair terutama dalam bentuk larutan air atau
larutan minyak dengan bahan tambahan tertentu untuk meningkatkan efektivitas
media pendingin itu.
Bahan cair yang biasanya banyak digunakan antara
lain :
a. Minyak mineral
Merupakan bahan yang memiliki lapisan film tipis
diantara cutting tool dan permukaan benda kerja yang dipotong. Lapisan ini
mengurangu gesekan dan keausan permukaan cutting tool dan benda kerja. Minyak
ini berasal dari minyak tumbuhan. Minyak hewani dengan tambahan zat adiktif.
b. Emulsi (Water Solouble
Fluid)
Merupakan media pendingin yang tersusun dari dua
bahan cair yang bersifat imisible (tidak terlarut antara satu sama lain) seperti minyak dan air. Media ini sangat
efektif digunakan untuk pemotongan benda kerja dengan kecepatan tinggi.
c. Sintesis
Merupakan larutan kimia yang tersusun dari
senyawa anorganik yang terlarut dalam air.
d. Grease
Merupakan senyawa semisolid dengan viskositas
tinggi.
e. Waxes
Merupakan senyawa yang tersusun dari minyak hewan
dan minyak tumbuhan yang biasanya digunakan untuk proses pemotongan stainless
steel dan bahan paduan temperatur tinggi.
3. Bahan Gas, termasuk
uap air, karbon dioksida dan udara tekan
Selain bahan bahan yang disebutkan diatas juga
digunakan media pendingin kimia. Media pendingin kimia merpakan bahan paduan
antara zat kimia yang dilarutkan dalam air. Media pendingin ini berfungsi
sebagai pendingin dan pelumas. Zat kimia yang biasa digunakan antara lain :
a) Amina dan nitrit untuk
mencegah korosi
b) Bhan sabun sebagai
pelumas
c) Chlorin sebagai
pelumas
d) Glikol sebagai bahan
pengaduk dan pembasah
e) Germisida sebagai
pengendali pertumbuhan bakteri.
Dalam aplikasinya media pendingin yang digunakan
tergantung pada bahan yang akan dipotong dan jenis operasi pemotongan yang akan
dillakukan. Hal ini peru dilakukan karena semakin cepat pemotongan yang
dilakukan akan meningkatkan daya mesin perkakas dan akan mengakibatkan semakin
tingginya temperatur yang dihasilkan, sehingga akannmempengaruhu cutting tool ,
benda kerja, dan lingkungan di sekitar proses pemotngan itu sendiri. Pemilihan
media pendingin secra efektif bisa dilakukan sebagai berikut :
1) Besi cor
Media pendingin yang digunakan adalah udara
tekan, minyak larutan, atau dipotong dalam kondisi kering.
Media pendingin yang digunakan adalah kerosin, minyak larutan atau air soda ( air dengan presentase kecil dengan beberapa alkali yang berfungsi sebagai pencegah karat).
3) Besi mampu tempa
Media pendingin yang digunakan adalah bahan
kondisi kering atau minyak larut air.
4) Kuningan
Media pendingin yang digunakan adalah dalam
kondisi kering, minyak parafin, atau campuran minyak hewan.
5) Baja
Media pendingin yang digunakan adalah minyak
larutan, minyak tersulfurisasi atau minyak mineral.
6) Besi tempa
Media pendingin yang digunakan adalah lemak hewan
atau minyak larut air.
Daftar
Pustaka
Danar Susilo
Wijayanto, Yuyun Estriyanto. 2005. Teknologi Mekanik Mesin Perkakas. Surakarta:
lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS UPT penerbitan dan Pencetakan UNS(UNS
Press)
Pemilihan Proses dan Mesin Produksi
Mesin
Produksi
A.
Pemilihan Proses dan
Mesin Produksi
Untuk
memproduksi sesuatu maka diperlukan suatu proses dan juga mesin produksi yang
tepat sehingga proses produksi berlangsung secara efisein dan ekonomis. Faktor
lain yang harus dipertimbangkan untuk memilih jenis proses dan mesin produksi
yang akan digunkan untuk memproduksi adalah jumlah produk yang akan dibuat.
Pada umumnya jenis mesin tertentu diciptakan untuk menghasilkan produk tertentu
juga. Untuk pekerjaan dalam jumlah kecil atau sesuai dengan job order maka
mesin general purposes machines seperti mesin bubut , mesin gurdi, dan mesin
sekrap merupakan pilihan yang tepat, karena mesin-mesin tersebut dapat
disesuaikan dengan tugas pekerjaan, harganya murah, pemeliharaannya mudah,dan
serna guna. Bila akan memproduksi produk standar dan dalam jumlah besar, maka
diperlukan pertimbangan tentang penggunaan mesin special purposes machines.
Mesin tersebut didisain untuk suatu jenis pekerjaan tertentu seperti
menggerinda piston atau menghaluskan pemukaan kepala silinder. Dengan
menggunkan mesin tersebut akan dapat diselesaikan pekerjaan dengan cepat dan
murah serta hanya memerlukan operator dengan ketrampilan sedang.
Umumnya mesin
khusus berbeda dengan mesin jenis standar dalam hal cara menjalankannya. Pada
mesin otomatis urutan operasi dengan perangkat alat potong dikendalikan secara
otomatis dan proses produksinya berulang sama untun setiap produk. Alih
ketrampilan ke mesin memungkinkan dipekerjaanya operator yang kurang terampil,
namun perlu diperhatikan bahwa disini diperlukan kemahiran dalam pengendalian
dan pemeliharaan. Mesin otomatis harganya lebih mahal, oleh karena itu perlu
pertimbangan dari segi ekonomi dalam menentukan pilihan.
Pemilihan mesin
atau proses yang terbaik untuk membuat produk tertentu memerlukan pengetahuan
mendasar mengenai semua kemungkinan yang akan terjadi selama proses produksi
berlangsung. Meskipun kebanyakan komponen dapat dibuat dengan beberapa cara,
umumnya ada satu cara yang paling ekonomis.
B.
Proses Pemesinan
Macam-macam
proses pemesinan dalam dunia manufaktur diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Proses pemotongan geram
tradisional , seperti :
·
Pembubutan
·
Penyerutan
·
Pengetaman
·
Penggurdian
·
Pengeboran
·
Pelebaran
·
Penggergajian
·
Pengefraisan
·
Penggerindaan
·
Hobbing
·
Routing
2.
Proses pemesinan bukan
tradisional, meliputi:
·
Ultrasonik
·
Erosi loncatan listrik
·
Elektro kimia
·
Frais kimia
·
Pemotongan abrasi
·
Proses pemesinan oleh
berkas elektron
·
Proses busur plasma
Proses pemesinan
bukan tradisional pada umumnya diterapkan pada proses produksi yang memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi. Pada proses ini logam dipotong menjadi geram
yang halus. Bentuk-bentuk yang tidak mungkin dibuat dengan proses pemesinan tradisional masih dimungkinkan
untuk dibuat dengan proses pada kelompok ini(bukan tradisional). Biaya yang
dikeluarkan juga lebih mahal.
Pada proses
pemesinan tradional dikenal istilah gerak makan dan gerak potong. Secara mudah
gerak potong adalah gerak yang menghasilkan geram, sedangkan gerak makan adalah
gerak untuk membuat bidang potong yang baru.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)